Kiri Aisya Rifqi Maharani, Kanan Tazkia Renata Wiyanto

SMP Sains Tebuireng - Alhamdulillah dua peserta didik SMP Sains Tebuireng berhasil melangkah ke babak Final Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2025 tingkat nasional yang  diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) di bawah naungan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

Dua peserta didik tersebut mampu melewati babak penyisihan yang begitu ketat. Kedua peserta didik tersebut yakni Aisya Rifqi Maharani dan Tazkia Renata Wiyanto kelas IX B, nantinya kedua peserta didik akan melangsungkan babak final pada 10-16 November di Universitas Surabaya. 

Kedua peserta didik tersebut menjadi perwakilan sekolah dalam kategori bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan judul karya Efektivitas Salep Binahong Untuk Menanggulangi Permasalahan Scabies di Lingkungan Pesantren Sains Tebuireng.

Latar belakang dari pemilihan topik ini tidak lepas dari permasalahan atau penyakit yang kerap dialami santri di sejumlah pesantren. Berdasar laporan terakhir yang diterima peneliti pada Agustus 2025 terdapat 22 santri terjangkit scabies yang ditandai dengan ruam kulit berupa benjolan, ruam, luka akibat garukan, iritasi, dan peradangan pada kulit. 

Berlandaskan hal di atas dua peserta didik SMP Sains Tebuireng tertarik untuk menghasilkan sebuah terobosan yang bisa menjadi alternatif yang dapat mengobati permasalahan kulit yang kerap menjadi problem utama bagi santri pada umumnya.

Dalam melahirkan sebuah produk, tentunya bukan proses yang mudah. Dua peserta didik tersebut harus melalui tahapan dan waktu yang panjang. Hal itu dikarenakan selain harus melahirkan sebuah produk, dua peserta didik tersebut juga harus menyelesaikan proposal hingga laporan yang wajib diselesaikan sebelum tenggat waktu yang telah ditentukan. 

Selain harus melalui tahap-tahap yang ditentukan, kedua peserta didik tersebut juga harus mampu mengelola waktu dengan baik. Membagi waktu antara proses penelitian untuk menghasilkan sebuah produk yang sesuai kebutuhan, dilain hal juga harus menyisihkan waktu guna menyusun proposal hingga laporan. 

Selama proses menghasilkan sebuah produk dan penyusunan proposal hingga laporan, tentunya kedua peserta didik tersebut harus rela menghabiskan sebagian besar waktu istirahatnya yang seharusnya bisa dinikmati di asrama, tetapi pada rangkaian proses ini harus dihabiskan di sekolah bersama pembimbing. Tanpa mengenal waktu, kedua peserta didik terus berjuang demi menghasilkan sebuah laporan yang alhamdulillah mampu meloloskan hingga babak final.

Berkat capaian ini, seluruh jajaran SMP Sains Tebuireng memberikan dukungan penuh kepada kedua peserta didik. Segala bentuk kebutuhan agar penelitian memperoleh hasil maksimal, maka akan disiapkan semaksimal mungkin. Selanjutnya, diharapkan lahir kembali bibit-bibit peneliti muda yang mampu melahirkan ilmuan-ilmuan muslim baru.

Lebih baru Lebih lama