Suryatin Adiningsih, S.Pd.

Inspirasi Story - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa. Sikap dan perilaku nasionalisme yang harus dimiliki warga negara. Itu meliputi harus mematuhi aturan yang berlaku, mematuhi hukum negara, melestarikan budaya Indonesia. Kemudian menciptakan dan mencintai produk dalam negari, serta bersedia melakukan aksi nyata membela negara.

Akan tetapi bagaimana dengan masyarakat yang hidup di perbatasan. Sebagi contoh kecil adalah di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal). Seperti halnya di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Di sana produk lokal memiliki harga cukup mahal dibandingkan produk asal negara tetangga.

Banyak anggapan jika orang di negara-negera yang tergolong 3T tersebut kurang memiliki rasa Nasionalis terhadap negerinya sendiri. Bahkan sampai ada istilah, Garuda di Dada Harimau Malaya di Perut. Hal itu mungkin lumrah dikatakan oleh mereka yang belum pernah merasakan bagaimana hidup di wilayah perbatasan.

Di sisi lain Kabupaten Nunukan memiliki kontur tanah yang lengket, layaknya tanah lempung. Sehingga tidak dapat digunakan untuk berkebun ataupun menanam tanaman palawija yang hasil panennya dapat digunakan sebagai sumber makanan pokok. Pada akhirnya untuk memenuhi kebutuhan dapat dipenuhi dengan cara membeli. Melihat perbedaan harga produk lokal memiliki harga cukup fantastis dibanding negara tetangga membuat masyarakat sekitar tidak bisa berbuat banyak daripada kelaparan.

Alhasil, sebagian besar masyarakat yang hidup di wilayah tersebut terpaksa lebih memilih menggunakan produk dari negara seberang daripada produk lokal negeri sendiri. Namun, apabila ditanya tentang rasa Nasionalis mereka sangat menjunjung tinggi. Jika tidak demikian bisa dibayangkan seberapa banyak orang yang memilih menjadi warga negara tetangga daripada bertahan dengan keadaan yang ada.

Tetapi, saat ini presiden kita kini sedang gencar membangun wilayah-wilayah yang ada di lingkup 3T. Karena di wilayah-wilayah itu menyimpan segudang potensi alam. Sehingga akan sangat merugikan jika sampai direbut negara tetangga.

Poin utama yang dapat diambil dari artikel di atas adalah rasa syukur dan menjunjung tinggi rasa Nasionalis kita sebagai Warga Negara Indonesia. Rasa syukur karena sampai saat ini kita masih diberikan segala kemudahan dan kesehatan dalam menjalani rutinitas sehari-hari. Bagi kita yang belum pernah merasakan hidup di wilayah 3T jangan mudah memberikan asumsi negatif terhadap mereka yang hidup di sana, kita belum tentu mampu bertahan melawan kerasnya kenyataan kehidupan di sana.

Oleh: Suryatin Adiningsih, S.Pd.
Sumber: Pengalaman pribadi selama menjalani tugas di wilayah 3T


Lebih baru Lebih lama