Siti Maria Ulfah, S.Pd

Inspirasi Story - Kata sabar memiliki arti menahan diri dari segala macam cobaan hidup. Termasuk juga di dalamnya menahan diri dari rasa amarah, emosi dan sifat-sifat serupa lainnya. Selain itu, sifat sabar tentu tidak dapat dipisahkan dengan kadar keihklasan seseorang. Keduanya memiliki keterikatan yang begitu erat. Ketika seseorang sedang mengalami cobaan hidup tentu harus sabar dalam menjalaninya dan ikhlas menerima cobaan tersebut.

Hanya saja, dalam menjalankan roda kehidupan sehari-hari yang terjadi adalah sebaliknya. Banyak di antara umat manusia yang justru terlarut dalam kesedihan ketika sedang diterpa masalah tertentu. Pada akhirnya berkat perasaan berlebih tersebut membuat kemanfaatan kehidupan seseorang menjadi terbuang sia-sia. Bahkan mampu membuat seseorang menjadi depresi.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, selain memiliki sifat sabar dan ikhlas sebagai umat muslim juga harus pandai bersyukur. Sebab, masih sangat banyak orang lain yang kehidupannya jauh lebih menyedihkan dengan kehidupan kita.

Laiknya kehidupan seorang laki-laki yang tinggal di salah satu desa di Kota Santri ini. Laki-laki tersebut bernama Takdir. Pemberian nama itu bukan tanpa alasan, tetapi karena beliau terlahir dengan kondisi fisik kurang sempurna. Nama tersebut diberikan kepada sang anak supaya memiliki rasa sabar dan ikhlas dalam menjalani kehidupannya serta dapat menerima setiap takdir yang sudah digariskan oleh Allah SWT.

Alhasil, hingga tumbuh dewasa beliau tidak pernah putus asa ketika diterpa berbagai macam kondisi sulit. Di lingkungan tempat tinggalnya, semua tetangga mengenal bahwa Takdir memang sesosok yang sangat gigih dan ulet di kesehariannya.

Berkat kegigihannya tersebut membuat beliau diberikan amanat menjadi operator pengeras suara di setiap kegiatan rutin di desa. Hanya saja berjalannya waktu, dengan keterbatasan kondisi fisik yang kurang sempurna otomatis pekerjaan tersebut cukup menyulitkan.

Pada akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Takdir memilih berjualan bensin eceran. Tanpa mengenal lelah dan putus asa, akhirnya uangnya pun terkumpul dengan jumlah yang lumayan banyak. Berbekal uang tersebut, laki-laki pantang menyerah itu pun memutuskan untuk membeli pompa angin otomatis atau yang biasa disebut kompresor guna membuka jasa tambal ban sebagai tambahan pemasukannya.

Kejadian nyata tersebut tentu saja menjadi pengingat beserta cambukan keras bagi semua manusia yang tidak pandai mensyukuri segala kebesaran tuhan. Bagaimanapun keadaan dan kondisi yang sedang dijalani pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Tergantung kepada setiap diri manusia bagaimana caranya dalam menyikapi serta mensyukurinya.

Sebaliknya, apabila sebuah masalah dikeluhkan terus menerus yang terjadi hanyalah akan menambah beban masalah tersebut semakin sulit dipecahkan dan cobaan terasa akan datang secara bertubi-tubi.


Oleh : Siti Maria Ulfah, S.Pd

*)Diolah dari pengalaman pribadi dan berbagai sumber


Lebih baru Lebih lama