Hubaidi, S.A., S.Hi., M.Pd

Inspirasi Story - Di sebuah kota tertentu, terdapat seorang Tukang Bangunan senior yang sudah lama ikut atau bekerja bersama dengan seorang pemborong. Sudah puluhan tahun keduanya saling bekerjasama menyelesaikan berbagai macam proyek pembangunan. Panas terik matahari pun sudah menjadi makanan di setiap harinya. 
        Berjalannya waktu, usia tukang bangunan tentunya semakin bertambah. Tenaga yang dulunya sangat prima juga kian melemah. Tersadar akan kondisi fisik yang semakin melemah, maka tukang bangunan memutuskan untuk pensiun. Selain beralasan fisik yang berkurang, beliau juga berdalih ingin menikmati masa tuanya bersama anak cucunya di rumah. 
        Setelah mengambil keputusan tersebut, tidak lama kemudian tukang bangunan tadi akhirnya memberanikan diri untuk berpamitan kepada sang pemborong yang selama ini diikuti untuk pensiun. Melihat usia tukang bangunan yang memang sudah tidak prima serta loyalitas dan kerja keras beliau yang sangat tinggi pemborong tidak menghalangi niat beliau untuk pensiun. Hanya saja si pemborong tadi memberikan satu syarat terakhir untuk membangun satu rumah sebelum pensiun.
        Mendengar pernyataan pemborong, tanpa pikir panjang sang tukang bangunan pun dengan secepat mungkin memulai pekerjaan terakhirnya. Karena ingin segera menuntaskan proses pembangunan, beliau akhirnya melaksanakannya tidak mempertimbangkan kesesuaian komposisi material bangunan, yang dipikirkan hanya menyelesaikan syarat terakhir sesegera mungkin. Supaya keinginan untuk pensiun cepat terealisasi. 
        Selang beberapa waktu, pengerjaan rumah akhirnya selesai. Bahkan lebih cepat dari perkiraan pemborong. Setelah semua pekerjaan tuntas, tukang bangunan tadi menunjukkan proyek terakhirnya kepada pemborong. Jika dilihat dari luar, memang tidak ada perbedaan antara bangunan yang dikerjakan dengan komposisi yang tepat atau sebaliknya. Pembedanya berada pada kekuatan, kekokohan dan ketahanan bangunan.
        Melihat bangunan rumah sudah jadi dan puas melihat hasil pembangunan dengan waktu yang cepat, pemborong memuji tukang bangunan. Walaupun sudah berusia senja tetapi mampu menunjukkan kinerja luar biasa. Setelah sekian lama bercakap-cakap, kemudian pemborong menjabat tangan sang tukang guna memberikan rumah tersebut kepada tukang bangunan sebagai ucapan terimakasih atas jasa beliau setelah puluhan tahun bekerja bersama.
        Mendengar perkataan pemborong, tukang bangunan pun merasa kecewa atas kinerjanya yang terakhir. Apabila beliau tahu bahwa rumah tersebut dihadiahkan untuk dirinya, maka akan dikerjakan dengan sungguh-sungguh mengutamakan komposisi bahan bangunan yang pas. Supaya bangunan lebih kokoh dan tahan dengan segala kondisi. Terlebih rumah tersebut menjadi tempatnya bersama keluarga untuk berlindung dari segala macam kondisi alam.
Melalui kejadian singkat ini, terdapat sebuah pelajaran berharga bahwa setiap apa yang dikerjakan seyogyanya dilakukan dengan kemampuan terbaik tidak hanya mengandalkan kecepatan semata. Sebab di masa mendatang kita tidak tahu jika apa yang dikerjakan itu akan kembali pada diri kita sendiri.


Oleh : Hubaidi, S.A., SHi., M.Pd
Sumber : Diolah dari berbagai sumber
Lebih baru Lebih lama