SMP Sains Tebuireng - Literasi keuangan (financial literacy) dibutuhkan agar individu dapat menerapkan perilaku konsumsi yang rasional dalam membuat keputusan ekonomi. Konsumen yang rasional akan mempertimbangkan kemampuan ekonomi sebelum melakukan transaksi yaitu dengan mengutamakan kebutuhan daripada keinginan.
Pada kenyataannya banyak siswa di Indonesia yang masih belum memiliki fondasi kuat tentang bagaimana cara mengelola uang dengan bijak, seperti membuat anggaran, menabung, dan memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Akibatnya, para siswa mengalami kerugian finansial karena kurang bijak dalam mengambil keputusan keuangan.
| Proses Wawancara Dengan Sesama Siswa |
Data yang diperoleh melalui wawancara dengan siswa SMP Sains Tebuireng menunjukkan bahwa 60% dari mereka lebih memilih untuk memenuhi keinginan daripada kebutuhan. Kebiasaan ini berdampak pada banyaknya siswa yang berhutang bahkan membawa kabur barang yang bukan miliknya untuk memenuhi kewajiban mereka seperti membayar uang kas dan iuran ziarah bulanan atau untuk kebutuhan sehari -hari, di mana uang yang seharusnya digunakan untuk memenuhi hal yang wajib sudah dihabiskan terlebih dahulu untuk memenuhi keinginan mereka.
Berdasarkan permasalahan di atas, perlu diadakan pengembangan literasi keuangan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan serta menambah wawasan siswa mengenai literasi keuangan. Oleh karena itu, peserta didik SMP Sains Tebuireng selaku peneliti, ingin melakukan pengembangan kemampuan literasi keuangan di lingkungan sekolah peneliti dengan metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Kedua peserta didik tersebut yakni Farhan Fahmi Rizky kelas IX D dan Lingga Afkah Atallah kelas IX D.
Metode pembelajaran ini merupakan pembelajaran kooperatif dengan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran di samping itu pembelajaran model ini merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan kemampuan abad ke-21 yang akan membekali siswa dimasa depan yakni kemampuan dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, literasi informasi dan media, kerjasama tim, kepemimpinan, inovasi, dan kreativitas.
Dengan menggunakan metode Project Based Learning (PjBL) peneliti akan melakukan pembelajaran berbasis role play sebagai proyek yang akan dijalankan selama empat pertemuan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan survei pendahuluan melalui wawancara dan kuesioner awal kepada partisipan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai literasi keuangan. Maka dari itu lahirlah penelitian berjudul CUANOVA: Proyek Peningkatan Kemampuan Literasi Keuangan Siswa SMP Sains Tebuireng melalui Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2025 hingga September 2025 dengan perincian: bulan April menulis proposal penelitian, bulan Juli - Agustus merancang proyek penelitian, dan bulan September digunakan untuk melaksanakan pembelajaran, mengambil data, dan menyusun laporan penelitian.
Peneliti menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan strategi eksplanatori sekuensial alasannya karena data kuantitatif yang diperoleh dari hasil analisis memberi pemahaman terkait masalah, sedangkan data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara memberi pemahaman mendalam terhadap data kuantitatif yang diperoleh. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan kuesioner berbasis google forms dengan melibatkan 30 partisipan perwakilan dari kelas VIII dan IX.
Selanjutnya, peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada narasumber terpercaya yang mengetahui seluk-beluk perilaku siswa terkait keuangan, dan kepada partisipan yang telah mengikuti pembelajaran.
| Wawancara dengan perwakilan pimpinan sekolah |
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada partisipan sebelum dilakukannya pembelajaran menunjukkan bahwa walaupun sudah banyak yang mengetahui dan memahami pengetahuan tentang literasi keuangan namun masih banyak juga yang belum menerapkan ilmu yang mereka miliki, seperti saat mereka ditanyai apakah mereka menabung, masih banyak yang menjawab bahwa mereka tidak mengetahui.
Dari rangkaian prosedur penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kondisi pemahaman literasi keuangan siswa SMP Sains Tebuireng tergolong tinggi dibuktikan dengan nilai kuesioner awal (75,3%). Namun, masih banyak dari mereka yang belum bisa menerapkan ilmu yang dimiliki dengan baik atau bahkan tidak menerapkannya sama sekali, hal ini didukung oleh pernyataan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan SMP Sains Tebuireng saat di wawancara pada 23 September 2025 yang kompak menjawab bahwa siswa SMP Sains Tebuireng sangat boros.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) efektif untuk meningkatkan kemampuan literasi keuangan siswa dengan persentase sebesar 86,2% di mana menurut Asmito & Zainur (2023), persentase tersebut termasuk dalam kategori sangat efektif. Hasil ini diperkuat melalui hasil wawancara dengan beberapa partisipan yang menyatakan bahwa setelah pembelajaran mereka menjadi lebih paham terkait literasi keuangan.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) tidak hanya mampu meningkatkan pemahaman siswa mengenai literasi keuangan namun juga dapat memperkuat pemahaman siswa mengenai literasi keuangan sehingga banyak yang mulai untuk menabung dan berinvestasi.