Anik Muflihah, S.Pd

Inpirasi Story - Kisah inspirasi kali ini berasal dari kehidupan pribadi semasa kuliah yang pernah dialami oleh salah satu guru sekaligus Wakil Kepala Sekolah urusan Humas dan Kepegawaian SMP Sains Tebuireng. Semasa kuliah, di waktu tertentu terkadang menjumpai beberapa mahasiswa melintas dengan mengenakan cadar. Di masa itu gambaran orang melihat hal tersebut memang cukup miring, karena banyaknya hal-hal negatif yang melibatkan oknum berpenampilan demikian.

Sesaat setelah beberapa mahasiswa tersebut melintas, spontan berbincang dengan teman sebaya yang ada di sebelahnya dan menyatakan tidak akan mau menganakan hal serupa. Alasannya pun sama, karena pandangan negatif orang-orang di sekitar.

Setelah pulang kuliah, akhirnya kembali ke kos. Walaupun demikian, tetapi sering mengikuti kegiatan pengajian yang lokasinya tidak jauh dari tempat kosnya. Pada satu kesempatan, pemateri atau kiai memberikan amanah kepada seluruh jamaah supaya mengamalkan suatu ilmu yang pernah didapatkan. Walaupun hanya satu kali. Asalkan di jalan kebaikan InsyaAllah akan mendapatkan keberkahan.

Di saat itu pula, penyaji menceritakan sebuah kisah tentang Sayyidina Fatimah. Diceritakan bahwa Sayyidina Fatimah merupakan wanita terbaik yang pernah ada, karena tidak pernah melihat maupun dilihat oleh kaum laki-laki dan nantinya kelak di akhirat Sayyidina Fatimah akan memimpin kaumnya melewati Syirod untuk menuju ke Surga.

Untuk menjadi pasukan Sayyidina Fatimah tentu saja bukan suatu perkara mudah. Sebagai seorang wanita harus dapat menjaga pandangan terhadap lawan jenis beserta menjaga penampilan atau lebih tepatnya menutup aurat agar menjaga dari penglihatan kaum adam. Otomatis, ketika berkeinginan menjadi bagian dari pasukan Sayyidina Fatimah harus mengikuti apa yang beliau laksanakan dengan semaksimal mungkin.


Seusai mengikuti kegiatan pengajian tersebut, secara langsung seakan-akan diingatkan kembali amanah dari pemateri untuk mengamalkan setiap ilmu yang pernah diperoleh. Sontak seketika juga teringat obralan di siang hari bersama teman sebaya mengenai ketidak mauan mengenakan cadar. Sebab, mau tidak mau ketika hendak mengamalkan apa yang telah disampaikan kiai tentang cerita tersebut adalah salah satunya harus menutup aurat beserta mengenakan cadar.

Pada akhirnya, walaupun untuk pertama kali terasa sangat berat tetapi amanah sang kiai pun tetap dilakukan satu-persatu. Mulai dari menjaga pandangan dari kaum adam hingga memakai cadar. Keesokan harinya bersama teman sebaya mencoba menjaga pandangan untuk tidak melihat kaum adam, Alhamdulillah berhasil. Akan tetapi banyak pertanyaan yang harus dijawab, mulai dari teman sebaya lain hingga dosen.

Di hari berikutnya berganti untuk mencoba mengenakan cadar yang semula tidak mau dikenakan sama sekali. Hal itu tetap dilakukan bersama teman sebayanya. Hampir sama dengan hari sebelumnya, begitu banyak pertanyaan bermunculan mengenai perubahan yang terjadi.

Setelah perkuliahan selesai dan kembali ke tempat kos. Teman pun bertanya tentang kejadian di hari tersebut. Meskipun terasa berat, Alhamdulillah bisa terselesaikan dengan baik. Selanjutnya teman sebaya tadi pun kembali bertanya untuk keesokan harinya apakah akan terus mengenakan cadar lagi?, sebab amanah sang kiai sudah terlaksana.

Setelah menjalani beberapa hari terakhir dengan mencoba mengamalkan amanah kiai dan akhirnya mendapatkan ketenangan hati, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan di hari-hari selanjutnya. Begitu juga saat kembali ke kampung halaman. Sesampainya di rumah, seketika orang tua menanyakan perubahan tersebut. Tetapi, berkat penjelasan yang telah diberikan Alhamdulillah keluarga pun mendukung. Jika semua diniatkan ibadah dan kebaikan InsyaAllah akan selalu ada jalan.

Oleh sebab itu jangan sekali-sekali menolak sesuatu terlalu berlebihan dan jangan mudah menilai sesuatu dari luarnya saja. Sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari.

Oleh : Anik Muflihah, S.Pd






Lebih baru Lebih lama