Ah. S.S. Arif Khuzaini AS, S.Pd.

Inspirasi Story - Sahabat Bilal adalah salah seorang Sahabat Nabi yang sangat istimewa, beliau adalah Muadzinnya Rasulullah SAW, tentu bisa dibayangkan dimana tempat shalatnya seorang Muaddzin, ya di belakang Rasulullah...

Dalam perjalanan isra' mi'raj, Rasulullah SAW mendengar suara Sandal Bilal di Surga. Sekembalinya dari perjalanan Isra' Mi'raj, kanjeng Nabi menanyakan amalan apa yang telah dilakukan Sahabat Bilal dan tidak pernah ditinggalkan, kemudian sahabat bilal menjawab bahwa dia tidak pernah meninggalkan Shalat setelah Wudlu. Dan inilah ternyata amalan yang membawa sahabat Bilal ke Surga, walaupun amalan shalat tersebut tidak pernah diajarkan kanjeng Nabi, tapi dia istiqomah melakukannya dan menjadi perantara masuk surga.
Jadi Semua Amalan baik yang kita lakukan secara istiqomah, insyaallah akan selalu berbuah manis untuk kita nikmati di kemudian hari.
Pada hari senin 13 Rabiul Awwal tahun 11 hijriah, pada usia 63 tahun, manusia paling mulia di seluruh dunia, kanjeng Nabi Muhammad SAW dipanggil Allah SWT, semesta raya pun berduka atas kepergiannya, sahabat Umar tidak percaya akan kewafatan orang yang paling dia cinta, hingga dia marah kepada siapapun yang mengatakan beliau Wafat, hingga datangnya sahabat Abu Bakar yang mendatangi jenazah kanjeng Nabi seraya menciumnya dan menitihkan air mata, kemudian menemui segenap sahabat yang menanti di luar rumah Aisyah dan mengatakan bahwa kanjeng Nabi telah wafat dan membaca ayat: إنك ميت و إنهم ميتون dan ayat وما محمد إلا رسول قدخلت من قبله الرسل،أفإن مات او قتل انقلبتم على أعقابكم..... الآية kemudian sayyidina Umar menyadari kesalahannya...

Di sisi lain, sahabat Bilal betul-betul terpukul atas kepergian kekasih tercintanya yaitu Rasulullah SAW, yang selama ini menjadi idola dan panutannya, dia tak kuasa menerima kenyataan pahit ini, bahkan tak mampu menyebut namanya, terasa berat lidah untuk berkata apa-apa, sejak kepergian Rasulullah SAW, Bilal hanya sanggup mengumandangkan azan selama tiga hari. Setiap sampai kepada kalimat, "Asyhadu anna muhammadan rasuulullaahi," ia langsung menangis tersedu-sedu. Begitu pula kaum Muslim yang mendengarnya, larut dalam tangisan pilu.

Kemudian, Bilal mendatangi Abu Bakar as-Sidiq, yang menggantikan posisi Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat Islam, agar dia diperkenankan untuk tidak mengumandangkan azan lagi. Ia seakan tidak sanggup melakukannya. Permohonan itu pun dikabulkan Abu Bakar. Sejak saat itu, Bilal tak pernah lagi menjadi muazin bagi seseorang.

Kemudian dia pergi meninggalkan Madinah untuk Hijrah ke Damaskus Syiria, agar tidak terbayang-bayang kekasih nan dia puja. Setelah berselang beberapa tahun tinggal di sana, dia bermimpi bertemu Rasulullah dan ditanya kenapa Bilal tidak pernah mengunjungi Rasulullah di Madinah, keesokan harinya Bilal segera bergegas menuju Madinah untuk mengunjungi kekasih tercintanya yaitu Rasulullah SAW. Sesampainya di sana, dia menuju makam Nabi dan menangis tersedu-sedu. Para Sahabat yang mengetahui kedatangannya memintanya untuk mengumandangkan Adzan seperti ketika Nabi Masih Hidup, tetapi Bilal menolak permintaan tersebut, hingga sayyidina Umar pun sebagai khalifah ikut turun tangan untuk membujuknya agar mau mengumandangkan Adzan, tetapi permintaan tersebut tetap ditolak, hingga akhirnya yang meminta untuk mengumandangkan adzan adalah cucu kesayangan Nabi yaitu Sayyidina Hasan dan Husain, tentu Bilal tak kuasa menolak permintaan dua orang yang paling dicintai nabi, dan akhirnya berkumandanglah Adzan....

الله أكبر الله أكبر

Seketika itu juga seluruh kota madinah menjadi hening, angin seolah berhenti berhembus mendengar suara yang sekian lama menghilang kini kembali lagi, mereka seolah tak percaya, Muaddzin Rasulullah kembali dan ini seolah mengisyaratkan bahwa makhluk paling mulia telah bangkit kembali, sehingga semua orang berteriak أَبُعِثَ الرسولُ؟ apakah Rasulullah dibangkitkan kembali? sambil mereka semua berbondong-bondong menuju masjid untuk menyaksikan apakah benar Rasulullah hidup kembali karena Muaddzinnya telah kembali, dan tangis haru menyelimuti kota Madinah, semua berkumpul di Masjid dan menunggu apa yang terjadi sambil terisak-isak menangis menunggu sang kekasih, ketika adzan sampai: أشهد أن محمدا رسول الله، Bilal tak kuasa meneruskan Adzannya sambil tersedu menangis kemudian jatuh pingsan. Inilah adzan terakhir yang dikumandangkan Bilal dan tak pernah bisa diselesaikan.
Dalam sejarah ada dua kejadian paling mengharukan, yaitu ketika wafatnya Rasulullah SAW dan kejadian adzannya bilal yang menggemparkan dan mengharukan, sehingga semua orang menangis ingat sang kekasih yang welas asih...
Mudah-mudahan kita bisa mencintai Nabi setulus cinta Bilal kepada beliau....

Untuk kanjeng Nabi, lahul Faaatihah...

Untuk Sahabat Bilal, lahul Faaatihah…


Oleh: Ah. S.S. Arif Khuzaini AS, S.Pd.


Lebih baru Lebih lama